Profil Orang Tua di Pangandaran: Tragedi Bayi yang Meninggal karena Keterlambatan Perawatan Kesehatan

Profil Orang Tua di Pangandaran: Tragedi Bayi yang Meninggal karena Keterlambatan Perawatan Kesehatan

Laporan Kontributor bukitmediaPangandaran, Padna

bukitmedia, PANGANDARAN – Profil suami istri, Agus Rohmanto (35) dan Yani Supriatin (47), yang keluhkan pelayanan kesehatan seusai bayinya yang berusia 19 bulan meninggal dunia.

Sepasang suami istri ini sudah lama tinggal ngontrak rumah di Dusun Pangandaran Timur, Desa/Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran.

Mereka memiliki empat anak yakni, tiga anak hasil perkawinan Yani dengan suami sebelumnya dan satu anak masih berusia 19 bulan hasil hubungan dengan Agus.

Namun sayang, bayi itu meninggal dunia diduga akibat telat menerima pelayanan dari Puskesmas Pangandaran pada Sabtu 7 Juni 2025 lalu.

Ketika sakit panas, bayi itu sempat dirawat sekitar 2 jam di Puskesmas Pangandaran. Namun karena keterbatasan medis, orang tua diarahkan untuk mengobati bayinya ke klinik Budiman tanpa diantar dengan menggunakan mobil ambulans.

Hingga kini, kedua orang tua bayi itu merasa kecewa dengan pelayanan kesehatan di Puskesmas Pangandaran.

Karena, pihak Puskesmas dinilai tidak gerak cepat dalam menangani bayinya yang dalam kondisi sakit panas tinggi yang berdampak hilangnya nyawa si bayi itu.

Dilihat dari kondisi ekonomi, kedua orang tua bayi merupakan warga kurang mampu. Karena belum memiliki rumah, mereka tinggal di kontrakan rumah kecil yang kamar tidurnya menyatu dengan ruangan rumah dan dapur menyatu dengan kamar mandi.

Yani seorang pengurus rumah tangga dan suaminya hanya bekerja buruh serabutan yang pendapatannya tidak menentu.

“Ya, kemarin anak saya tidak dilayani cepat karena mungkin saya orang miskin dan berobat saja pakai KIS (Kartu Indonesia Sehat),” ujar Yani kepada Tribun Jabar di kontrakan rumahnya di Pangandaran, Jumat (20/6/2025) pagi.

Sebelum meninggal, Ia mengklaim anaknya dalam kondisi sehat dan tumbuh normal seperti anak lainnya.

See also  Prediksi Zodiak Aries dan Taurus 20 Juni 2025: Rahasia Cinta, Karir, Kesehatan, dan Keuangan

“Cuman saat sakit panas mendadak, telat penanganan. Di Puskesmas Pangandaran juga hampir 2 jam. Tapi, malah disuruh ke klinik Budiman tanpa diantar mobil ambulans. Saya sempat bingung, kenapa enggak di antar pakai mobil ambulans, apa karena saya pakai KIS,” katanya.

Berbeda dengan pelayanan saat berada di klinik Budiman dan RSUD Pandega Pangandaran, bayinya ditangani dengan baik.

“Tapi, karena telat penanganan di awal. Akhirnya, anak saya meninggal dunia pada Minggu (8/6) pagi,” ucap Yani.

Dengan kejadian tersebut, kedua orang tua meminta keadilan terhadap Gubernur Jabar Dedi Mulyadi terkait penanganan kesehatan yang dinilai mengabaikan warga miskin.

“Cukup anak saya yang jadi korban. Jangan sampai kejadian ini terulang menimpa ke masyarakat lain yang tidak mampu seperti saya,” ujarnya sambil sedih.


Klarifikasi Puskesmas

Kepala Puskesmas Pangandaran, dr. Indah Adhiarini Sukma, pun memberikan klarifikasinya. Ia mengatakan, tanggal 7 juni 2025 sore pasien datang ke IGD Puskesmas Pangandaran dengan keluhan demam berdasarkan keterangan keluarga.

Kemudian, petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan. Hasil pemeriksaan itu, salah satunya kondisi pasien dalam kondisi dehidrasi.

“Lalu, kami lakukan informed consent kepada keluarga untuk tindakan pemasangan infus, lalu dicoba diinfus 2 sampai 3 kali namun tidak berhasil dikarenakan karena kondisi pasien yang dehidrasi,” kata Indah dalam tulisan kronologinya.

Sebagai pertolongan lanjutan, petugas memberikan terapi berupa paracetamol supp (obat antidemam yang dimasukan lewat anus) dengan tujuan meredakan demam sambil menunggu beberapa saat untuk mengulangi tindakan infus.

“Namun tindakan infus selanjutnya tidak berhasil, akhirnya petugas melakukan komunikasi dengan pihak keluarga dan disepakati agar pasien dirujuk ke faskes lain yaitu ke Klinik Budiman dengan harapan tindakan infus bisa berhasil untuk mendapat tindakan dan perawatan lebih lanjut,” katanya.

See also  Binpook Pulsa Distributor Aplikasi Pulsa dan PPOB Murah

Menurutnya, klinik Budiman merupakan klinik utama memiliki tenaga dokter spesialis dan fasilitas yang lebih memadai yang lokasinya terdekat dengan Puskesmas Pangandaran.

“Dan berdasarkan informasi yang kami terima dari klinik Budiman, ternyata pasien dirujuk lagi ke RSUD Pandega,” ucap Indah. (*)

Artikel
bukitmedia
lainnya bisa disimak di
GoogleNews
.


IKUTI CHANNEL WhatsApp bukitmediauntuk mendapatkan berita-berita terkini via WA:
KLIK DI SINI

Copyright © 2025 bukitmedia.com